Bagong adalah salah satu tokoh pewayangan. Perawakannya gemuk, pendek dan matanya bulat. Dalam Punakawan, Bagong tidak sendirian tapi ada tokoh lainnya yang pasti tidak asing lagi ditelinga kita semua, ada Semar, Gareng dan Petruk.
Waktu aku kecil, aku tidak suka melihat wayang, makannya aku juga tidak begitu tahu tentang pewayangan. Sekarang menyesal rasanya, ingin ku putar waktu untuk lebih menyukai salah satu tradisi pewayangan. Aku mengenal wayang dari simbah-simbah ku yang tinggal di kampung. Biasanya tiap bulan suro di kampung ku pasti ada gelaran wayang. Waktu aku kecil aku sangat menanti-nanti acara ini, tentu saja bukan karena wayang nya tapi karena banyak sekali orang-orang yang berjualan makanan khas dan mainan.
Dulu Bapak dan mbah kakung sering sekali lihat wayang sampai pagi. Katanya kisah pewayangan itu bagus, bisa jadi teladan manusia. Aku hanya tahu nama-nama tokoh pewayangan tapi tidak bisa membedakan gambar-gambar tokoh wayang tersebut.
Bapak ku panggilannya Bagong. Tiap aku silaturahmi ke kampung, aku atau adikku pasti di tanya, "kowe anake sopo?" (kamu anaknya siapa?). Saat kami menyebutkan nama Bapak kami, mereka pasti langsung menyahut "Oalah anake bagong to" (Oalah, kamu anaknya Bagong ya). Ya, Bapak kami terkenal dengan panggilan Bagong di kampung. Bapak ku punya perawakan yang gemuk tapi tidak pendek, mungkin karena dia gemuk jadi banyak orang yang memanggilnya Bagong. Bahkan mbah putri ku juga memanggilnya Bagong. Dalam keluarga kami, hanya Bapak ku yang punya nama panggilan. Paman dan Bibi ku lainnya tidak punya.
Tapi di jaman sekarang mungkin sudah tidak ada lagi anak-anak yang punya julukan seperti itu. Bahkan ketika aku kecil, aku dan anak-anak seumuranku tak punya julukan dari tokoh pewayangan. Atau bahkan sudah tidak tahu tentang pewayangan? Entahlah
22 Juni 2020